Semaan adalah radisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an di kalangan pesantren umumnya MA Istiqomah Smabas Purbalingga. Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar. 
Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak”, dan dalam bahasa Jawa disebut “semaan”. Dalam penggunaanya, kata ini tidak diterapkan secara umum sesuai asal maknanya, tetapi digunakan secara khusus kepada suatu aktivitas tertentu para santri atau masyarakat umum yang membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Pendengar sangat bermanfaat dalam metode hafalan ini, sebab ia/mereka bisa melakukan koreksi atau membenarkan jika pelantun Al-Qur’an itu membacanya salah.



Ada pula pengertian bahwa semaan adalah kegiatan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an berjama’ah atau bersama-sama, di mana dalam semaan itu juga selain mendengarkan al-Qur’an, yang hadir (sami’in) juga bersama-sama melakukan ibadah sholat wajib secara berjama’ah juga sholat-sholat sunnah yang lain, dari ba’da subuh hingga khatamnya Al-Qur’an.

Tidak hanya sekadar membaca dan mendengar Al-Qur’an, penggunaan kata semaan saat ini secara ketat disematkan kepada sejumlah orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan cara menghafalnya.

Dalam pengertian ini, semaan dapat dijadikan sebagai metode menghafal Al-Qur’an, yaitu biasanya berkumpul minimal dua orang, atau bisa juga lebih, yang salah satu di antara mereka ada yang membaca Al-Qur’an (tanpa melihat teks ayat), sementara yang lainnya mendengar serta menyimaknya. 

Leave a Comment